Kereta Api Sancaka Utara: Hidup Seumur Jagung di Jalur Mati Suri

Related Articles

Kereta Api Sancaka Utara merupakan layanan kereta api penumpang yang pernah mengisi jalur mati suri Gundih–Gambringan, namun hanya bertahan seumur jagung. Diluncurkan pada 1 Desember 2019 oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero), kereta ini melayani rute Surabaya Pasarturi–Yogyakarta melalui Bojonegoro, Gambringan, dan Solo Balapan. Meski awalnya diharapkan menjadi solusi bagi perjalanan penumpang di jalur tersebut, Kereta Api Sancaka Utara dihentikan operasinya pada tahun 2020 akibat pandemi Covid-19 dan akhirnya resmi dihapus pada 2023. Artikel ini akan membahas perjalanan singkat kereta api ini, termasuk sejarah, rute, dan alasan penghentiannya.

Sejarah dan Filosofi Nama Kereta Api Sancaka Utara

Peluncuran dan Latar Belakang Operasional

KA Sancaka Utara pertama kali diluncurkan pada 1 Desember 2019. Kereta ini dirancang untuk mengisi jalur Gundih–Gambringan yang sudah lama mati suri. Layanan ini hadir sebagai pembantu kereta api Sancaka yang beroperasi di jalur selatan, dengan tujuan memperluas konektivitas antara Surabaya dan Yogyakarta melalui rute alternatif.

Makna di Balik Nama Sancaka Utara

Nama “Sancaka” diambil dari sosok ratu ular sanca yang dikenal sebagai simbol pengayoman dan ketahanan. Sedangkan, nama “Utara” mengacu pada jalur kereta api yang melewati wilayah utara, yaitu Lamongan, Bojonegoro, Cepu, hingga Gambringan.

Rute dan Fungsi Jalur Gundih–Gambringan

Rute Perjalanan dan Durasi

Kereta Api Sancaka Utara melayani lintasan Surabaya Pasarturi–Yogyakarta melalui Bojonegoro, Gambringan, dan Solo Balapan. Jarak tempuhnya sekitar 395 km dengan waktu perjalanan kurang lebih 7 jam 7 menit.

Jalur Mati Suri yang Diaktifkan Kembali

Salah satu daya tarik utama kereta ini adalah penggunaan jalur Gundih–Gambringan, yang sebelumnya hanya digunakan sebagai jalur darurat. Jalur ini sebelumnya dipakai untuk pengangkutan migas dari Stasiun Rewulu ke Stasiun Cepu pada 2005.

Pengoperasian Singkat dan Dampak Pandemi

Awal Operasional hingga Pandemi Covid-19

KA Sancaka Utara beroperasi secara reguler hingga 31 Maret 2020. Namun, pandemi Covid-19 memaksa penghentian layanannya sebagai bagian dari upaya pencegahan penularan.

Perubahan Status Menjadi Fakultatif

Pada Gapeka 2021, status perjalanan Kereta Api Sancaka Utara diubah menjadi fakultatif, yang berarti kereta ini hanya berjalan sewaktu-waktu. Namun, akibat keterbatasan armada yang sebagian besar dikonservasi, kereta ini tidak pernah kembali beroperasi.

Perubahan Tarif dan Layanan Sancaka Utara

Tarif Penumpang Berdasarkan Kelas

KA Sancaka Utara menawarkan dua kelas layanan, yaitu kelas bisnis dengan tarif Rp150.000–Rp210.000 dan kelas eksekutif dengan tarif Rp230.000–Rp300.000, tergantung pada jarak tempuh.

Tarif Khusus di Beberapa Segmen

Selain tarif reguler, kereta ini juga menawarkan tarif khusus untuk perjalanan pendek, seperti:

  • Surabaya–Cepu: Rp105.000 (bisnis) dan Rp130.000 (eksekutif).
  • Cepu–Yogyakarta: Rp120.000 (bisnis) dan Rp170.000 (eksekutif).
  • Solo–Gambringan: Rp85.000 (bisnis) dan Rp105.000 (eksekutif).
  • Solo–Yogyakarta: Rp45.000 (bisnis) dan Rp55.000 (eksekutif).

Akhir dari Kereta Api Sancaka Utara

Penghapusan pada Gapeka 2023

Pada tahun 2023, layanan KA Sancaka Utara secara resmi dihapus melalui pengoperasian Gapeka 1 Juni 2023. Jalur Gundih–Gambringan yang menjadi bagian dari perjalanan kereta ini kembali menjadi jalur yang tidak aktif untuk layanan penumpang.

Peninggalan dan Pengaruh bagi Jalur Utara

Meskipun usianya singkat, kehadiran KA Sancaka Utara sempat membuka peluang pengembangan jalur utara. Namun, dengan tidak adanya layanan kereta penumpang di jalur tersebut, potensi jalur Gundih–Gambringan tetap belum sepenuhnya dimanfaatkan.

FAQ Tentang Kereta Api Sancaka Utara

Kereta Api Sancaka Utara mulai beroperasi pada 1 Desember 2019, melayani perjalanan sejauh 395 km dengan waktu tempuh sekitar 7 jam 7 menit.

Operasi reguler Kereta Api Sancaka Utara dihentikan pada 31 Maret 2020 sebagai langkah pencegahan penularan Covid-19. Meskipun statusnya diubah menjadi fakultatif pada Gapeka 2021, kereta ini tidak pernah kembali beroperasi karena keterbatasan armada.

Jalur Gundih–Gambringan adalah jalur mati suri yang sebelumnya hanya digunakan untuk keperluan darurat atau pengangkutan migas. Dengan beroperasinya Kereta Api Sancaka Utara, jalur ini sempat dihidupkan kembali untuk layanan penumpang.

Tarif Kereta Api Sancaka Utara bervariasi tergantung pada kelas dan jarak tempuh:

  • Kelas Bisnis: Rp150.000–Rp210.000.
  • Kelas Eksekutif: Rp230.000–Rp300.000.
    Ada juga tarif khusus untuk segmen pendek, seperti Surabaya–Cepu mulai Rp105.000 dan Solo–Yogyakarta mulai Rp45.000.

Layanan ini dihapus secara resmi pada tahun 2023 bersamaan dengan diberlakukannya Gapeka 1 Juni 2023. Selain keterbatasan armada, rendahnya permintaan menjadi salah satu alasan di balik keputusan ini.

Kereta Api Sancaka Utara adalah salah satu kisah unik dalam sejarah perkeretaapian Indonesia. Meski hanya beroperasi dalam waktu singkat, kereta ini sempat menghidupkan jalur mati suri dan memberikan solusi perjalanan di rute Surabaya–Yogyakarta melalui jalur utara. Penghapusan layanan ini mencerminkan tantangan dalam mengoptimalkan jalur kereta api di Indonesia, terutama pada masa pandemi dan setelahnya. Meskipun kini telah menjadi bagian dari sejarah, Sancaka Utara meninggalkan pelajaran berharga tentang pentingnya inovasi, efisiensi, dan pemanfaatan infrastruktur transportasi secara berkelanjutan.

More on this topic

Comments

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!

Advertisment

Popular stories