Setelah kita berjalan-jalan di Kampung Batik Laweyan, kita lanjutkan perjalanan kita ke sentra batik yang lebih besar, Pasar Klewer. Pasar ini berisi penjual batik berbagai motif, serta makanan-makanan ringan khas Solo dan daerah lain di Jawa Tengah. Kalau saya boleh jujur, saya kalap di sini, karena banyak sekali makanan yang tersedia, dan cocok dengan lidah saya!
Keraton Solo : Manis untuk Diingat
Dari Pasar Klewer, kita beranjak ke Keraton Surakarta, letaknya tidak jauh sehingga kita bisa menyewa andong untuk kita naiki. Keraton Surakarta memang belum memiliki pengaruh sebesar Yogyakarta, namun pesonanya juga tidak kalah menawan lho!
Bangunan dari keraton Surakarta juga sangat otentik, dan masih mempertahankan arsitektur asli khas Jawa yang terpadu ciamuk dengan arsitektur kolonial Belanda. Ketika saya mengelilingi kompleks keraton Surakarta, saya menemui banyak rumah joglo yang masih dihuni oleh masyarakat setempat, dan saya pun kagum oleh karena kokohnya bangunan-bangunan ini. Bisa teman-teman bayangkan, bangunan tua seperti Keraton Surakarta dan kompleks sekitarnya masih tampak ciamik, kendati usia bangunannya.
Kenangan Kulineran di Solo : Ga Perlu Khawatir
Bicara soal kuliner, Solo juga punya makanan yang tidak kalah sedap! Yang menariknya, Solo punya berbagai makanan khas yang berbagai macam dari Selat Solo, Bestik Jawa, hingga Tengkleng! Beruntung saya bisa coba satu persatu.
Jam makan siang sudah tiba! Saya akhirnya memutuskan untuk ngambing di Solo, dan pilihan saya jatuh ke Sate Kambing Pak Haji Bejo di Lojiwetan. Waktu itu saya memesan Sate Buntel, dan Sate Kambing biasa. Saya awalnya mengharapkan yang muncul hanya biasa-biasa saja, namun ketika masuk ke mulut saya, OUTSTANDING! Daging kambingnya empuk dan berbumbu, apalagi Sate Buntel-nya, rasanya sedap sampai ke serat-serat dagingnya! Untuk rumah makan yang eksteriornya kurang meyakinkan, cita rasa masakannya kalau bisa saya bilang beuh….aje gile bos, meskipun harganya terbilang agak mahal ya, tapi sebanding dengan kualitas makanannya.