Antara Macet, Pekerjaan, dan Mimpi

Related Articles

“Tahu gini aku lewat jalan tikus.” batinku, mau kesal tapi keadaannya seperti ini. Mau nggak kesal, tapi kok ya kayak gini.

Lalu aku teringat kata pertama sahabatku. “Capek ya? Sama. Aku juga.”

Kulihat sekelilingku. Kulihat wajah pemotor lain yang juga berjuang keluar dari kemacetan. Tampak sama-sama kesusahan.

Kulihat wajah penngendara mobil. Tak terlihat. Mereka kan terlindungi kaca yang nyaman. Setidak-tidaknya walau macet mereka masih bisa menikmati udara dingin nan segar.

Kulihat kiri-kanan. Tak ada lagi jalan tikus. Mau nggak mau ya aku ikuti arus. Perlahan tapi pasti. aku keluar dari kemacetan ini dan pulang dengan selamat.

Di sisa perjalananku aku berpikir. Perjalanan karir itu seperit menghadapi kemacetan ya?

Rumah adalah tujuan kita, bagaikan mimpi atau cita-cita kita. Untuk sampai ke rumah, kita harus melalui jalan. Begitu pula dengan mimpi, kita harus melalui fase tertentu untuk bisa sampai ke tujuan.

Sayangnya mungkin salah satu jalan yang ditempuh saat ini macet. Itu seperti lingkungan kerja kita. Yang penuh dengan tantangan, sampai-sampai kita ingin keluar. Sayangnya, sementara itu adalah jalan yang harus ditempuh.

More on this topic

Comments

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!

Advertisment

Popular stories